“Ga kerasa ya udah mau berangkat”
itulah kata-kata yang kuucapkan sebelum kami bertiga berangkat , ini merupakan
perjalanan yang kami rencanakan sepulang dari
liburan singkat di Gunung Bromo tahun 2014. Setelah menabung dan
mencari-cari tempat berlibur yang tepat, maka Taman Nasional Baluran yang
menjadi tujuan liburan kami di tahun 2015. Sebenarnya bukan hanya Taman Nasional Baluran
yang menjadi tujuan liburan ini, ada beberapa tempat wisata Banyuwangi juga yg
ingin kami kunjungi. Namun, disini saya hanya ingin menceritakan pengalaman
singkat liburan di Taman Nasional
Baluran. Perjalanan dimulai dari Jakarta (Stasiun Pasar Senen) menggunakan tranportasi umum kereta api
Kertajaya dengan waktu keberangkatan pukul 2 siang dan kami harus menunggu
hampir 12 jam di dalam kereta tersebut,
untuk sampai di tujuan akhir Surabaya (Stasiun Pasar Turi) pada pukul setengah
2 pagi. Di Stasiun Pasar Turi kami harus beristirahat dan menunggu datangnya
pagi, hingga akhirnya keluar pada pukul 6 pagi untuk mencari bus kota menuju ke
Terminal Purabaya atau biasa disebut Bunggurasih (Surabaya). Dari Bungurasih
kami mencari Bus tujuan Banyuwangi Via Situbondo, dan dalam perjalanan kami
harus berganti bus di Probolinggo hingga sampai di Situbondo, Jawa Timur, tepatnya di desa batangan Pada Pukul setengah 3 siang.
Gerbang Taman Nasional Taman Baluran, (6/8/15)
Dari pos penjagaan Taman Nasional
Baluran Kami harus membayar Rp.10.000/orang untuk tiket masuk, dan untuk
menuju ke savana Bekol kami harus menempuh jarak kurang lebih 12 km dengan menggunakan sepeda
motor sewaan seharga Rp.150.000/motor dengan durasi pinjaman selama satu hari.
Dalam perjalanan kami bertemu beberapa hewan liar seperti monyet, burung merak,
dan beberapa ayam hutan. Rasa senang menghampiri kami ketika dari kejauhan
melihat beberapa pohon yang tumbuh dengan jarak saling berjauhan dan salah satu
dari pohon terebut terdapat sebuah papan
yang bertuliskan Bekol. Aku tak tahu jenis pohon itu, yang kutahu itu
adalah pohon yang sering dijadikan objek foto dan menjadi ciri khas dari Taman
Naional Baluran. Gerimis yang tiba – tiba mengucur dari langit tak
memutuskan asa kami untuk segera berfoto
di pohon itu,
Savana Bekol Taman Nasional Baluran, (6/8/15)
sesegera mungkin kami memarkirkan motor tanpa langsung menuju ke
penginapan yang jaraknya juga tak jauh dari savana Bekol, dan setelah bebera
menit puas berfoto, barulah kami mengurus penginapan untuk kami tempati
semalam. Tak ada kata lelah dalam benak kami, bahkan setelah kunci penginapan
telah didapatkan, pantai bama adalah
tujuan selanjutnya yang berjarak kurang lebih 3 km dari savana Bekol. Perut
keroncongan dan waktu yang menunjukan beberapa jam lagi akan menuju gelap
memaksa kami untuk segera menancapkan gas motor menuju lokasi pantai tersebut,
seperti sebelumnya kami menemui beberapa hewan liar yang sama dalam perjalan
ini. Laut dan langit yang tampak abu-abu datar disertai
suara gemuruh ombak terlihat dan terdengar dari kejauhan. Namun, rasa lapar jugalah
yang mengalahkan rasa penasaran kami, kantin yang terletak dekat pantai Bama menjadi
tujuan yang tak bisa dilewatkan untuk mengisi perut keroncongan ini. Seperti
pantai pada umumnya pasir dan laut adalah pemandangan yang tampak di depan mata, tapi yang
berbeda dari pantai Bama adalah puncak keindahannya ada pada waktu fajar atau sunrise, karena
kami berada di lokasi ini pada waktu sore
hari disertai cuaca mendung maka yang tampak hanya warna langit yang hanya
terkesan datar, tapi memotret adalah
kegiatan wajib sebelum kembali kepenginapan untuk beristirahat dimalam
hari.
Pantai Bama Taman Nasional Baluran, (6/8/15)
Keesokan hari, walaupun istirahat
dirasa cukup, tapi rasa kecewa menyelimuti ketika bangun di pagi hari, waktu
menunjukan pukul 7 pagi, dan kami melewatkan
sunrise di pantai bama, mungkin faktor lelah dan gerimis di malam hari yang
membuat kami malas untuk bangun lebih pagi lagi. Rasa kecewa pun terobati setalah melihat
pemandangan yang lebih tinggi dari menara pandang yang tak jauh dari penginapan, gunung
Baluran yang tampak tertutup
sedikit awan dan binatang liar seperti rusa, kerbau dan kera tampak seperti semut yang berlarian di
savana luas bila dilihat dari menara pandang.
Pemandangan dari menara pandang, (7/8/15)
Turun dari menara pandang, kami
melanjutkan perjalanan menuju kepantai bama lagi untuk sarapan sebelum keluar dari Taman
Nasional Baluran. Dikantin yang sama dan
menu yang sama pula yaitu, nasi goreng berbentuk hati menjadi santapan di pagi
hari, tak lama berselang muncul beberpa truk yang mengangkut para pasukan TNI
AL dan Tentara dari Amerika Serikat, dengan maksud kedatangannya untuk bekerja
sama menanam terumbu karang di dasar laut pantai bama. Rintik hujan menemani percakapan kami bersama
beberapa orang dari TNI AL, dan teh hangat sedikit menambah rasa manis
dari percakapan tersebut. Hujan telah berhenti dan kami harus kembali kepenginapan
untuk mengeluarkan tas dan perlangkapan,
serta mengembalikan kunci kamar di pos penjagaan. Namun, sebelum pergi, berfoto di sekitaran
savana Bekol menjadi hal yang wajib. Yah, hanya sehari berada di Taman Nasional Baluran
tak cukup puas rasanya. Namun, dengan berat hati kami harus pergi dan tempat
wisata lain juga telah menanti.
Foto bersama di savana Bekol Taman Nasional Baluran, (7/8/15).
Berikut video perjalanan kami selama di Taman Nasional Baluran dan beberapa tempat wisata lain di Banyuwangi