Rabu, 19 Agustus 2015

Taman Nasional Baluran : Africa Van Java


Taman Nasional Baluran, (7/8/15)
“Ga kerasa ya udah mau berangkat” itulah kata-kata yang kuucapkan sebelum kami bertiga berangkat , ini merupakan perjalanan yang kami rencanakan sepulang dari  liburan singkat di Gunung Bromo tahun 2014. Setelah menabung dan mencari-cari  tempat berlibur yang tepat, maka Taman Nasional Baluran yang menjadi tujuan liburan kami di tahun 2015.  Sebenarnya bukan hanya Taman Nasional Baluran yang menjadi tujuan liburan ini, ada beberapa tempat wisata Banyuwangi juga yg ingin kami kunjungi. Namun, disini saya hanya ingin menceritakan pengalaman singkat liburan  di Taman Nasional Baluran. Perjalanan dimulai dari Jakarta (Stasiun Pasar Senen)  menggunakan tranportasi umum kereta api Kertajaya dengan waktu keberangkatan pukul 2 siang dan kami harus menunggu hampir 12 jam di dalam  kereta tersebut, untuk sampai di tujuan akhir Surabaya (Stasiun Pasar Turi) pada pukul setengah 2 pagi. Di Stasiun Pasar Turi kami harus beristirahat dan menunggu datangnya pagi, hingga akhirnya keluar pada pukul 6 pagi untuk mencari bus kota menuju ke Terminal Purabaya atau biasa disebut Bunggurasih (Surabaya). Dari Bungurasih kami mencari Bus tujuan Banyuwangi Via Situbondo, dan dalam perjalanan kami harus berganti bus di Probolinggo hingga sampai di  Situbondo, Jawa Timur, tepatnya  di desa batangan Pada Pukul setengah 3 siang.

Gerbang Taman Nasional Taman Baluran, (6/8/15)
Dari pos penjagaan Taman Nasional Baluran Kami harus membayar Rp.10.000/orang untuk tiket masuk,  dan untuk  menuju ke savana Bekol kami harus menempuh jarak  kurang lebih 12 km dengan menggunakan sepeda motor sewaan seharga Rp.150.000/motor dengan durasi pinjaman selama satu hari. Dalam perjalanan kami bertemu beberapa hewan liar seperti monyet, burung merak, dan beberapa ayam hutan. Rasa senang menghampiri kami ketika dari kejauhan melihat beberapa pohon yang tumbuh dengan jarak saling berjauhan dan salah satu dari pohon terebut terdapat sebuah papan  yang bertuliskan Bekol. Aku tak tahu jenis pohon itu, yang kutahu itu adalah pohon yang sering dijadikan objek foto dan menjadi ciri khas dari Taman Naional Baluran. Gerimis yang tiba – tiba mengucur dari langit tak memutuskan  asa kami untuk segera berfoto di pohon itu,
Savana Bekol Taman Nasional Baluran, (6/8/15)
sesegera mungkin kami memarkirkan motor tanpa langsung menuju ke penginapan yang jaraknya juga tak jauh dari savana Bekol, dan setelah bebera menit puas berfoto, barulah kami mengurus penginapan untuk kami tempati semalam. Tak ada kata lelah dalam benak kami, bahkan setelah kunci penginapan telah didapatkan,  pantai bama adalah tujuan selanjutnya yang berjarak kurang lebih 3 km dari savana Bekol. Perut keroncongan dan waktu yang menunjukan beberapa jam lagi akan menuju gelap memaksa kami untuk segera menancapkan gas motor menuju lokasi pantai tersebut, seperti sebelumnya kami menemui beberapa hewan liar yang sama dalam perjalan ini.  Laut  dan langit yang tampak abu-abu datar disertai suara gemuruh ombak terlihat dan terdengar dari kejauhan. Namun, rasa lapar jugalah yang mengalahkan rasa penasaran kami, kantin yang terletak dekat pantai Bama menjadi tujuan yang tak bisa dilewatkan untuk mengisi perut keroncongan ini. Seperti pantai pada umumnya pasir dan laut adalah pemandangan  yang tampak di depan mata,  tapi yang  berbeda dari pantai Bama adalah puncak keindahannya  ada pada waktu fajar atau sunrise, karena kami berada di lokasi ini  pada waktu sore hari disertai cuaca mendung maka yang tampak hanya warna langit yang hanya terkesan datar, tapi  memotret adalah kegiatan wajib sebelum kembali kepenginapan untuk beristirahat dimalam hari.

Pantai Bama Taman Nasional Baluran, (6/8/15)
Keesokan hari, walaupun istirahat dirasa cukup, tapi rasa kecewa menyelimuti ketika bangun di pagi hari, waktu menunjukan  pukul 7 pagi, dan kami melewatkan sunrise di pantai bama, mungkin faktor lelah dan gerimis di malam hari yang membuat kami malas untuk bangun lebih pagi lagi.  Rasa kecewa pun terobati setalah melihat pemandangan yang lebih tinggi dari menara pandang  yang tak jauh dari penginapan,  gunung  Baluran yang tampak tertutup  sedikit awan dan binatang liar seperti rusa, kerbau dan  kera tampak seperti semut yang berlarian di savana luas bila dilihat dari menara pandang.
Pemandangan dari menara pandang,  (7/8/15) 
Turun dari menara pandang, kami melanjutkan perjalanan menuju kepantai bama lagi  untuk sarapan sebelum keluar dari Taman Nasional Baluran.  Dikantin yang sama dan menu yang sama pula yaitu, nasi goreng berbentuk hati menjadi santapan di pagi hari, tak lama berselang muncul beberpa truk yang mengangkut para pasukan TNI AL dan Tentara dari Amerika Serikat, dengan maksud kedatangannya untuk bekerja sama menanam terumbu karang di dasar laut pantai bama. Rintik hujan  menemani percakapan kami bersama beberapa  orang dari TNI AL,  dan teh hangat sedikit menambah rasa manis dari percakapan tersebut. Hujan telah berhenti dan kami harus kembali kepenginapan untuk  mengeluarkan tas dan perlangkapan, serta mengembalikan kunci kamar di pos penjagaan. Namun, sebelum pergi, berfoto di sekitaran savana Bekol menjadi hal yang wajib. Yah,  hanya sehari berada di Taman Nasional Baluran tak cukup puas rasanya. Namun, dengan berat hati kami harus pergi dan tempat wisata lain juga telah menanti.

Foto bersama di savana Bekol Taman Nasional Baluran, (7/8/15).
  

Berikut video perjalanan kami selama di Taman Nasional Baluran dan beberapa tempat wisata lain di Banyuwangi