Selasa, 23 Agustus 2016

Goresan Sejarah Lukisan Istana

Seorang pengunjung memotret lukisan Raden Saleh Berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro,
 pada pameran  bertajuk 17/71: Goresan Juang Kemerdakaan, 

di Galeri Nasional, Jakarta, (21/8/160.

Niat hendak naik ke puncak tertinggi tugu Monumen Nasional itu batal, alasannya tiket telah habis dan akan dibuka lagi pada pukul 7 malam.  Kemudian bergeserlah plesiran minggu  siang itu ke gedung di seberang stasiun Gambir, tepatnya di Galeri Naional Indonesia.

Ada apa di galeri nasional? untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke 71, rupanya pihak Istana Negara memamerkan beberapa koleksi  lukisan Istana Negara sejak masa kemerdekaan. Sebenarnya pengetahuan  penulis tenatang lukisan cukuplah dangkal ,  tapi penulis akan sedikit  bercerita  bagaiamana kondisi dan lukisan-lukisan apa saja yang ada dalam pameran tersebut.

Untuk masuk ke pameran yang telah dibuka sejak tanggal 2 hingga 30 agustus 2016 tersebut,  pengunjungpun akan diminta  menunggu nomor antrian registrasi untuk masuk keruang pameran, belum lagi penjagaan ekstra ketat  dalam ruang pameran, yang tidak memperbolehkan pengunjung membawa kamera professional hingga korek api.

Lukisan berjudul Memanah oleh Henk Ngantung
 rusak termakan usia,(21/8/16).
Pengunjung akan disambut oleh wajah Pangeran Diponegro yang dilukis oleh Sudjono Abdullah, tak jauh dari lukisan itu, wajah Kartini, Sudirman dengan latar belakang asap mengepul kelangit bersanding dengan  lukisan potret Tjokroamianoto  yang dilukis oleh Affandi dengan cirikhasnya yang terkesan abstrak itu.

Selain itu ada pula lukisan Henk Ngantung berjudul memanah yang  punya nilai sejarah. Dibeli oleh Soekarno jelang indonesia merdeka, dan  menjadi latar belakang pembacaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sayang lukisan yang dilukiskan di atas triplek itu  itu sedikit rusak termakan usia.  

Bukan hanya hobi mengoleksi,  Presiden pertama Republik Indonesia pun  juga mempunyai bakat melukis.   Dari sketsa tak bermakana  yang tak terselesaikan oleh Dullah seorang pelukis istana yang dibawanya saat berlibur ke Bali. Berselang beberapa tahun kemudian saat presiden Soekarno kembali berlibur ke Bali tak dinayana jadilah sosok seorang wanita berkebaya hijau dan diberi nama  Rini.

Lukisan yang dibuat langsung
oleh Ir. Soekarno berjudul Rini, (21/8/16).
Adapula nama pelukis tersohor lain seperti, Raden Saleh, Trubus Sudarsono, Harijadi Sumadidjaja, Basoeki Abdullah, Surono, Rudolf Bonnet, Miguel Covarrubias dan beberapa nama lain yang menghiasi gedung pameran itu.  Kurang lebih ada  28 lukisan yang di pameran bertajuk 17/71: goresan juang kemerdakaan, terdapat pula foto-foto bersejarah yang berhubungan langsung dengan lukisan-lukisan tersebut serta buku-buku katalog dari lukisan koleksi Istana Negara.