Seorang pengunjung memotret lukisan Raden Saleh Berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro, pada pameran bertajuk 17/71: Goresan Juang Kemerdakaan, di Galeri Nasional, Jakarta, (21/8/160. |
Niat hendak naik ke puncak
tertinggi tugu Monumen Nasional itu batal, alasannya tiket telah habis dan akan
dibuka lagi pada pukul 7 malam. Kemudian
bergeserlah plesiran minggu siang itu ke
gedung di seberang stasiun Gambir, tepatnya di Galeri Naional Indonesia.
Ada apa di galeri nasional? untuk merayakan kemerdekaan Republik
Indonesia ke 71, rupanya pihak Istana Negara memamerkan beberapa koleksi lukisan Istana Negara sejak masa kemerdekaan. Sebenarnya
pengetahuan penulis tenatang lukisan
cukuplah dangkal , tapi penulis akan
sedikit bercerita bagaiamana kondisi dan lukisan-lukisan apa
saja yang ada dalam pameran tersebut.
Untuk masuk ke pameran yang telah dibuka sejak tanggal 2
hingga 30 agustus 2016 tersebut, pengunjungpun
akan diminta menunggu nomor antrian
registrasi untuk masuk keruang pameran, belum lagi penjagaan ekstra ketat dalam ruang pameran, yang tidak
memperbolehkan pengunjung membawa kamera professional hingga korek api.
Lukisan berjudul Memanah oleh Henk Ngantung rusak termakan usia,(21/8/16). |
Pengunjung akan disambut oleh wajah Pangeran Diponegro yang
dilukis oleh Sudjono Abdullah, tak jauh dari lukisan itu, wajah Kartini, Sudirman
dengan latar belakang asap mengepul kelangit bersanding dengan lukisan potret Tjokroamianoto yang dilukis oleh Affandi dengan cirikhasnya
yang terkesan abstrak itu.
Selain itu ada pula lukisan Henk Ngantung berjudul memanah yang punya nilai sejarah. Dibeli oleh Soekarno jelang
indonesia merdeka, dan menjadi latar
belakang pembacaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sayang lukisan yang
dilukiskan di atas triplek itu itu
sedikit rusak termakan usia.
Bukan hanya hobi mengoleksi,
Presiden pertama Republik Indonesia pun
juga mempunyai bakat melukis. Dari
sketsa tak bermakana yang tak
terselesaikan oleh Dullah seorang pelukis istana yang dibawanya saat berlibur
ke Bali. Berselang beberapa tahun kemudian saat presiden Soekarno kembali
berlibur ke Bali tak dinayana jadilah sosok seorang wanita berkebaya hijau dan
diberi nama Rini.
Lukisan yang dibuat langsung oleh Ir. Soekarno berjudul Rini, (21/8/16). |
Adapula nama pelukis tersohor lain seperti, Raden Saleh, Trubus
Sudarsono, Harijadi Sumadidjaja, Basoeki Abdullah, Surono, Rudolf Bonnet,
Miguel Covarrubias dan beberapa nama lain yang menghiasi gedung pameran
itu. Kurang lebih ada 28 lukisan yang di pameran bertajuk 17/71:
goresan juang kemerdakaan, terdapat pula foto-foto bersejarah yang berhubungan
langsung dengan lukisan-lukisan tersebut serta buku-buku katalog dari lukisan
koleksi Istana Negara.